INILAH nasib destinasi di Indonesia. Air terjun Nglirip di Desa Mulyoagung Kecamatan Singgahan, Tuban, Jawa Timur, contohnya. Obyek wisata ini, dulu jadi kebanggaan daerah. Promosi digencarkan. Wisatawan domestik banyak yang datang. Masyarakat di sekitar obyek wisata pun merasakan dampak positifnya.
Memang, pemandangan wisata air terjun ini sangat teduh, sejuk, indah dan menawan. Airnya yang jernih, mengalir begitu derasnya. Juga di balik air terjun itu, ada sebuah goa yang cukup besar. Konon goa ini sering dipakai tempat semedi untuk mencari ilmu.
Cerita lain lagi, dulu di dalam goa ini pernah dihuni seorang wanita cantik yang menanti kekasihnya yang pernah kunjung datang. Cerita wanita itu memang misteri dan sampai kini masih menjadi teka-teki, sehingga keberadaan goa itu pun menjadi sebuah misteri.
Namun kondisi saat ini, panorama alam yang menawan dipadu dengan derasnya kucuran air sungai yang turun bebas dari ketinggian 30 meter, hanya tinggal kenangan. Jumlah turis lokal yang datang grafiknya merosot drastis, apalagi wisatawan mancanegara jangan harap akan datang.
Berkurangnya minat berwisata ke air terjun itu, memang banyak penyebabnya. Antara lain, ditutupnya obyek wisata minat khusus, Goa Putri di Desa Nguluhan, Kecamatan Montong Tuban, lantaran kondisi tanah di sekitar goa sangat labil, rawan longsor.
Penutupan goa yang jaraknya hanya sekitar 7 Km dari air terjun ini, pengaruhnya sangat besar. Mengingat, selama ini wisatawan yang datang ke obyek wisata alam Nglirip, pasti mampir ke Goa Putri. Atau sebaliknya.
Penyebab lainnya, air terjun Nglirip kalah bersaing dengan obyek wisata baru yang bermunculan di Tuban, maupun daerah tetangganya, Lamongan yang aktif mempromosikan obyek wisata bahari Tanjung Kodok, Goa Maharani, Kebun Binatang mini dan Makam Sunan Drajat, salah satu dari Sembilan Wali (Walisongo).
Dengan bermunculan destinasi baru itu, Pemda agaknya sudah tak pernah gembor-gembor lagi promosi air Terjun Nglirip dan Goa Putri yang masih alami. Kabarnya, dua destinasi itu sudah tidak menjadi obyek wisata unggulan lagi.
Namun demikian, warga sekitar obyek wisata itu terus berjuang untuk mengembalikan kejayaan air terjun dengan menggratiskan wisatawan yang berwisata di air terjun. Cuma kena jasa uang parkir Rp 3.000 bagi roda empat. Sayangnya, langkah itu tetap kurang diminati wisatawan untuk datang. Siapa yang peduli? (endy/foto:ist)
by.wisatanews.indonesiatravel.biz
Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar